Wednesday, May 13, 2009

Renungan di Hari Ulang Tahunku

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa 29 tahun sudah aku menghirup udara kehidupan di dunia ini. Aku sudah kian dewasa (kalo ndak mau dibilang tua, hehehe). Sudah punya anak yang usianya 4 tahun dan suami yang selalu setia mendampingiku. Rasanya hidupku sudah begitu lengkap, tak ada lara hati, tak ada beban berat yang akan membuatku bersedih. Aku selayaknya harus banyak bersyukur kepada Allah SWT yang telah begitu menyayangiku, sehingga selalu memberikanku hal yang terbaik di dunia ini.

Sudah 29 kali ulang tahun terlewati. Jaman dulu mah ga pernah di rayain, sekarang juga enggak sich....:D tapi aku ingin merenung, mengingat-ingat apa saja yang telah kulakukan selama hidupku ini. Selama ini aku selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik. Ini menurut pendapatku sendiri loh, aku menjalani hidup ini dengan jujur, nrimo apa adanya, tegar, dan selalu penuh semangat hidup, tak pernah mengharap yang berlebihan. Segala sesuatu secukupnya dan semampunya saja.

Umur dibawah 10 tahun aku menjadi anak tomboy yang pintar sekaligus nakal. Selalu disayang guru-guru karena pintar, disegani teman2 karena sok ngeboss hahaha (ato mereka aja yang emang suka mengelilingiku biar dapet contekan PR, dapet nilai bagus dalam kerja kelompok tanpa harus bekerja keras karena aku dengan senang hati mengerjakan sendiri dan nilainya dibagi2). Jiwa pendekarnya begitu kuat, pernah berkelahi sama temen cowok satu kelas sampe tuh cowok pingsan......(malu banget inget kejadian itu) kena marah Pak Guru habis-habisan, dan sejak itu julukanku di sekolah adalah "Mantili" tokoh pendekar wanita dalam serial Brama Kumbara (jaman itu masih ngetrend drama radio). Aku sempet bermusuhan sama bapak tiriku (ketika umur 4 tahun ayahku meninggal, dan kemudian ibu menikah lagi). Sampe lulus SD hubungan kami masih tidak baik.

Usia belasan aku masuk SMP, kebekuan hubunganku dengan bapak tiriku sudah mulai mencair (itu setelah bapak tiriku diceramahin habis-habisan sama Om-ku, adiknya ayah. Bahwa memelihara anak yatim itu pahalanya gedhe, dulu dia memang agak jahat sich jadi aku ndak suka) Tapi perlahan-lahan sikapnya berubah, dan orang pun tak lagi ngompor-ngomporin aku kalo dia bukan bapakku. Meski agak canggung aku mulai memanggilnnya bapak setelah sekian lama aku selalu memanggilnya dengan sebutan "orang itu". Masa SMP mulai haid pertama, mulai kenal cinta monyet. Pacaran dengan temen om-ku hahaha tapi cuma sebentar. Khan masih labil pengennya seneng-seneng aja, masih suka naksir si ini, si itu ga jelas. Ohya lupa, dari kecil sampe SMP badanku kurus, ceking, sampe punya julukan si Tiang Telepon (kurus, tinggi, item) weh.....

And my teenage moment is coming. Masa paling aktif dan penuh memori. Masa aku pertama kali meninggalkan rumah dan mulai membiasakan diri untuk tinggal dengan orang lain. Masa ini membawa perubahan besar pada tubuhku. Benar-benar masa pertumbuhan dimana aku yang dulu kecil, kerempeng jadi membengkak dan berisi, ahahaha heran kok bisa gendut juga aku? Di SMA aku berubah dari gadis pendiam yang cuma tahu sekolah langsung pulang kerumah menjadi sedikit extrovert. Punya lumayan banyak temen (meski cuma satu geng, tapi anggotanya banyak loh, hwhwhw.) karena gayaku emang dari dulu tomboy di geng itu kedudukanku sebagai papa dan temen sebangkuku yang kek ibu2 jadi mamanya, kekekekek untungnya julukan atau kedudukan papa itu ga mempengaruhi orientasiku.....:D masih tetep suka sama cowok loh.....so still normal right? Aku aktif di berbagai kegiatan ekskul terutama yang ada hubungannya dengan Pramuka. Hampir sebagian besar waktuku kuhabiskan di sekolahan, jadi tempat kost cuma buat numpang tidur dan belajar kalo malem ajah. Hoby sekali sama namanya kemah, camping, hiking, bla...bla..bla...
Di masa ini pula aku merasakan benar-benar jatuh cinta untuk pertama kali (weks...sebelumnya khan pernah pacaran, tapi ndak masuk itungan ah, cuma karena curious ajah) waktu itu aku benar-benar menyukai seseorang. Sayangnya orang itu tak pernah punya perasaan yang sama terhadapku. Cintaku bertepuk sebelah tangan ga bunyi plok...plok...plok...duonk......!
So drama cinta teraneh yang pernah kualami. Aku kekeuh menyukai orang itu apapun yang terjadi. Kami tak pernah pacaran, tapi kami sering melewatkan waktu bersama (maksudnya dalam kegiatan sekolah dweh, jangan mikir yang macem2), mungkin dia sebenarnya juga menyayangiku entah itu cuma sebagai seorang adik ato apalah ga jelas, abis dia baek selalu padaku, jadi aku makin menderita karena tak pernah bisa membencinya, malahan rasa cinta itu makin tumbuh dengan suburnya. Bertahun-tahun (sekitar 4th-an) lama banget ga sich 4 tahun kita betah menyukai orang yang tak pernah balas menyukai kita.....??? Sampai aku mengabaikan cinta lain yang mencoba menghampiri hanya karena aku tidak bisa melupakannya? (Sepertinya cerita ini cukup menarik untuk dijadikan novel hwhwh). Yah...begitulah yang terjadi aku pernah begitu mencintai seseorang, aku pernah sakit hati dan patah hati, sebuah pembelajaran kehidupan yang patut disyukuri. Kalau tidak begitu bagaimana aku akan tahu seperti apa rasanya patah hati.....??

Menginjak usia 20-an, wah udah lewat masa remajanya nih. Masa kuliah aku ga seaktif di SMA, back to Anita who is quiet and busy studying (kadang aku ngerasa kek punya kepribadian ganda, di satu saat aku bisa menjadi orang yang sangat cerewet dan gila, disaat lain aku bisa menjadi orang yang sangat kalem dan pendiam). Setelah dipikir-pikir sepertinya lingkungannya yang akan menentukan sifatku yang mana yang bakalan keluar, hehe. Mungkin aku seperti air, flexible, bisa ditempatkan dimana saja. Di gelas ya ngikut bentuk gelas, di botol ya ngikut bentuk botol. Yach....begitulah aku. Demi melupakan seseorang di masa SMA itu, aku menerima cinta seseorang (motivasinya aja udah gitu, untuk melupakan seseorang, daripada nggak punya pacar, ya begitulah). Aku pacaran dengan orang ini banyak yang menentang, sahabat-sahabatku banyak yang tidak suka dengan dia karena sikapnya yang rada pongah. Physically.....he's not handsome too, huehehehe. Tapi karena aku bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta, yach....dijalanin aja lah, cinta ga cinta deh. Banyak drama dalam percintaan kali ini (kami pacaran jarak jauh, jakarta-semarang), sampe suatu hari aku merasa lelah di khianati (he said he sleep with someone). Aku tak mudah sakit hati, tapi sekali sakit hati pembalasanku akan sangat pedih! Kami sudah bertunangan ketika masalah selingkuh ini muncul. Dia yang pertama kali mengkhianati kepercayaanku, hingga menggores luka di hatiku. Aku lelah di duakan, aku juga lelah di banding-bandingkan dengan cewek ini cewek itu yang katanya pernah mengisi kehidupannya.
Sampe suatu hari aku mulai dekat dengan suamiku. Sebenarnya aku mengenalnya lebih dulu daripada pacarku ini, tapi hampir selama 2 tahun tinggal ditempat yang sama, kamar bersebelahan, kami tak pernah benar2 saling mengenal. Hanya sekedar say hello doang. Ketika hatiku sedang lara dan dendam kesumat sedang berkecamuk di dada, dia hadir mengisi hari-hariku. Dia ada disampingku saat aku menangis pilu. Dan entahlah tanpa kami sadari kami menjadi dekat. Kami tak pernah bilang saling mencintai, tapi kami saling membutuhkan. Aku merasa nyaman berada disampingnya. Dan terjadi begitu saja i was in love with him and so did him. Tapi aku masih punya tunangan dan urusanku dengannya belum selesai. Sampai suatu hari masalah cinta segitiga ini harus diselesaikan juga. Aku stress berat, sempat berpikir untuk meninggalkan cintaku demi kembali pada tunanganku, tapi ada satu hal yang membuat pikiranku akhirnya berbalik 180%. Sebenarnya hanya 1 kata yang menyebabkan aku mengambil keputusan untuk tidak kembali. Waktu itu aku jatuh sakit karena terlalu stress, aku banyak muntah karena depresi dan tunanganku menuduh aku hamil (well kami memang salah karena berselingkuh, tapi bukan seperti itu. Yang kami lakukan hanyalah saling curhat, makan ataupun jalan bareng, ga sampe ngelakuin hal2 yang melewati batas). Aku benar-benar sakit hati, lebih sakit daripada waktu mendengar dia tidur dengan perempuan lain.
Agak menyakitkan mengingat hal ini. Itu adalah hari-hari yang ingin aku lupakan dan kuhapus dari memori kehidupanku. Tapi tidak mungkin untuk menghapusnya bukan.......?

Selesai kuliah, meski suamiku sekarang dulu tak pernah mau berjuang untuk mendapatkanku, bahkan menyerahkanku/mengembalikanku dengan rela pada tunanganku. Toh aku lebih memilih dia daripada bertahan dengan tunanganku. Aku lebih merasa nyaman bersamanya. I'm his first love, his first kiss is with me too (kenangan tak terlupakan), dia orang yang amat lugu, polos, jujur dan sangat setia. Tak pernah sekalipun dia melirik wanita lain ketika sedang bersamaku. Dia tak pernah merendahkan harga diriku. Yang terpenting dia tidak hanya menjadi kekasihku tapi juga menjadi sahabat baikku. We're married on May 21, 2004.

Awal pernikahan kami sangatlah susah. Kami sama-sama jadi pengangguran (karena suatu hal, kami terpaksa hijrah ke Kalimantan demi mengurus usaha salah seorang kerabatku, namun ada masalah dengan usaha tersebut sehingga kami harus menunggu selama 6 bulan sampai usaha tersebut bisa dijalankan) selama nganggur itu aku jadi pelayan toko dan suamiku mengantar es batu. Kami di gaji 500rb sebulan (satu orang 250rb) dan aku mulai hamil. Uang tabungan kita dari Jawa habis untuk memenuhi kebutuhan selama menganggur itu. Hidup kami benar-benar sengsara. Akhirnya usaha tersebut bisa dijalankan, dan itupun kami mengalami banyak kendala. Anak kami lahir dalam kondisi keuangan kami yang amat minim. Alhamdulillah bantuan selalu datang saat kami membutuhkan. Meski kami hidup seadanya, tapi kami tak sampai kelaparan ataupun kekurangan. Usaha tersebut hanya bertahan 7 bulan kemudian gulung tikar. Kami tak punya uang untuk kembali ke Jawa. Suamiku mendapatkan pekerjaan pertamanya di Balikpapan dengan gaji 900rb sebulan. Setelah usaha bangkrut otomatis aku tidak bisa apa-apa, apalagi anak kami masih bayi, akhirnya diputuskan aku tinggal dirumah untuk mengurus anak kami. Hidup kami sangat sederhana. Makan seadanya, beli baju cukup setahun sekali, yang penting kami tidak pernah berhutang. Kami selalu bilang ke keluarga di Jawa bahwa kami baik-baik saja dan bahagia agar mereka tidak khawatir. Padahal kami tak bisa dibilang hidup enak, namun perjuangan pastilah penuh kerikil tajam. Pengalaman hidup yang getir membuat kami menjadi pribadi yang tahan banting dan tegar.

Tahun-tahun penderitaan kami sekarang sudah berlalu. Sekarang kami sudah bisa hidup dengan layak meski tak berlebihan. Kami bisa tinggal dirumah yang nyaman meski masih ngontrak. Kami tidak punya hutang selain cicilan tanah yang kami beli setahun yang lalu. Terimakasih Ya Allah atas semua karuniamu terhadap kami.

Sekarang ini, aku harus mulai berbuat untuk orang lain. Setelah hidup kami tidak terlalu sengsara lagi, sudah seharusnya untuk memikirkan agar keberadaan kita di dunia ini bisa bermanfaat untuk orang di sekitar kita. Hari ini.........aku ingin sekali membahagian orang-orang disekitarku. Semangat...............!!!!!

No comments: